Robot Transformer Dibuat Di Tegal, Umar Mustofa Tembus Pameran Internasional

Slawi Ayu — Umar Mustofa, pria berusia 32 tahun asal Desa Harjawinangun, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, berhasil menyulap limbah onderdil kendaraan menjadi karya seni bernilai tinggi. Bermodalkan kreativitas dan semangat tanpa batas, Umar menciptakan replika robot berukuran mini hingga raksasa setinggi tiga meter dari onderdil bekas motor dan mobil.

Karya-karya Umar bukan sekadar tumpukan besi tua yang dirakit sembarangan. Setiap potongan gear, knalpot, shockbreaker, hingga bagian mesin yang ia dapatkan dari pengepul barang rongsokan, diolah dengan teliti dan penuh perhitungan menjadi sosok robot yang tampak hidup dan mengesankan. Di antara berbagai robot yang ia buat, replika Terminator menjadi yang paling mencuri perhatian masyarakat.

Menariknya, Umar bukan lulusan sekolah teknik atau robotika. Justru sebaliknya, pria sederhana ini merupakan alumnus sebuah pondok pesantren. Namun siapa sangka, keahliannya merakit robot berasal dari belajar otodidak, dipandu oleh insting seni dan dorongan untuk berkarya tanpa batas.

Bakat luar biasa Umar ini membawanya menembus ajang internasional. Pada 26 Juli 2023 lalu, ia turut berpartisipasi dalam ASEAN Rural Culture Expo In The Framework Of ASEAN Identity yang digelar di Sleman, Yogyakarta. Dalam acara bergengsi tersebut Umar memamerkan lima unit robot buatannya, termasuk robot Transformer setinggi dua meter yang menjadi daya tarik utama pengunjung.

"Pengerjaan robot Transformer setinggi dua meter ini tinggal finishing, sudah selesai tinggal poles sedikit saja biar kelihatan kinclong" ujar Umar saat ditemui di bengkel sederhana miliknya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Umay Robot Metal Art (@umayrobot)

"Robot ini pengerjaannya memakan waktu sekitar setengah bulan" imbuhnya dengan nada bangga.

Robot-robot karya Umar sepenuhnya dibuat dari komponen otomotif bekas, mulai dari kendaraan roda dua hingga mobil. Karya monumentalnya ini seolah menegaskan bahwa sampah besi pun bisa bereinkarnasi menjadi masterpiece jika berada di tangan yang tepat.

"Untung masih ada robot yang ukuran dua meter yang sudah siap dipamerkan kemarin. Semua bahan full dari bekas. Tidak ada yang baru," katanya. Dalam pameran tersebut, empat robot lainnya berukuran lebih kecil namun tak kalah unik dan memukau.

Kebanggaan Umar bukan hanya karena berhasil menciptakan replika robot yang megah, tapi juga karena mampu membawa nama desa dan kabupatennya hingga ke panggung internasional.

"Kalau masalah hasil, itu nanti. Yang penting bisa memamerkan karya sendiri itu sudah bahagia. Kalau ada yang mau beli robotnya dan sesuai harga, ya akan dilepas," pungkasnya sambil tersenyum.

Tak berhenti sampai di situ, kini Umar tengah mengembangkan proyek unik lainnya: becak robot. Seperti biasa, semua bahan berasal dari barang bekas.

"Inovasi itu penting. Biar karya kita nggak berhenti di satu titik saja," tuturnya sambil menunjukkan sketsa kasar becak robot buatannya.

Sejumlah robot hasil karyanya bahkan sudah terjual hingga ke Bali dan Korea. Keberhasilan ini tak lepas dari kekuatan media sosial yang ikut memperkenalkan Umar ke publik lebih luas. Berbagai komentar positif dari warganet terus mengalir, memberi semangat baru bagi Umar untuk terus berkarya.

Kreativitas Umar seolah menjadi jawaban atas pertanyaan lama: bisakah seni dan teknologi berpadu dari bahan tak terpakai? Karyanya membuktikan bahwa dengan ketekunan, kreativitas, dan cinta pada proses, sesuatu yang dianggap limbah bisa menjelma menjadi karya futuristik bernilai tinggi.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Umay Robot Metal Art (@umayrobot)

Dukungan dari lingkungan sekitar pun turut mengalir. Banyak warga desa Harjawinangun yang merasa bangga atas pencapaian Umar. Bahkan tak sedikit pemuda desa yang kini mulai belajar dari Umar, ikut membantu di bengkel, sekaligus menyerap ilmu dan inspirasinya.

Bagi Umar, setiap potongan logam tua punya cerita. Ia tak sekadar menyambung gear ke rangka, tapi menyatukan harapan, mimpi, dan semangat untuk membuktikan bahwa kreativitas tak pernah mengenal batas latar belakang pendidikan atau fasilitas.

Kini Umar Mustofa bukan hanya dikenal sebagai perajin robot dari Tegal, tapi juga simbol dari semangat juang tanpa kenal menyerah. Dari sebuah bengkel kecil di desa, ia mengirim pesan besar ke dunia: tak ada yang tak mungkin selama ada kemauan untuk terus mencoba dan berinovasi.

(slawiayu/roy)

FBS Indonesia

Desa : Harjowinangun, Kecamatan : Balapulang, Kab. Tegal #Robot