Jakarta, SlawiAyu - Kominfo sedang memiliki program keren bernama DTS PRO 2024 yang memiliki tujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dibidang TIK sesuai kebutuhan industri yang ada pada saat ini. Untuk mendapatkan informasi yang valid, perwakilan LTN NU Kabupaten Tegal (Royhan) bertemu dengan Kepala Badan Litbang SDM Kementerian komunikasi dan Informatika Dr. Eng. Hary Budiarto M.Kom, IPM.

"DTS PRO diharapkan bisa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia khususnya seluruh masyarakat Indonesia, dengan meningkatnya kualitas sumber daya bidang TIK maka kedepan akan tumbuh bibit-bibit dapat meningkatkan ekonomi Indonesia" kata Hary.

Menurut penjelasan Hary, program Digital Talent Scholarship menyiapkan SDM Indonesia dengan memanfaatkan dunia online. Karena dunia digital pada masa depan akan melonjak tinggi, sangat disayangkan jika pemerintah tidak mempersiapkan sejak dini untuk masyarakatnya.

Dengan skill yang sudah disiapkan dengan baik, maka harapannya bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik entah itu dari sisi keamanan, ekonomi, dan juga budaya. Tiga faktor tersebut akan sangat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan masyarakat pada umumnya.

"Saat ini yang sedang mulai menjadi tren di masyarakat yakni cashless, sebuah pembayaran non-tunai atau bisa dibilang beli sesuatu tanpa uang tunai. Memang semuanya ada negatif dan positifnya, tapi jika kita siapkan sejak dini maka hal negatifnya bisa diminimalisir" ucap Hary.

Hanya menggunakan koneksi internet dan smartphone saja, transaksi bisa dilakukan beberapa detik saja. Tren tersebut disebut dengan cashless, ialah pembayaran online ataupun offline namun tidak memerlukan uang fisik.

Sebelum bisa menggunakan teknologi cashless maka orang yang akan membeli wajib memiliki uang digital melalui aplikasi-aplikasi yang terdaftar resmii di KOMINFO, misalnya gopay, shopee pay, ovo, dll. Melalui sebuah layanan canggih bernama Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS, maka kita bisa melakukan pembayaran lintas platform.