Daftar Isi
Sebagai orang tua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kata atau kalimat yang sering kita ucapkan yang justru bisa berdampak buruk pada perkembangan mereka. Anak-anak ialah peniru ulung dan memiliki ingatan yang kuat terhadap apa yang mereka dengar, terutama dari orang tuanya. Bagaimana cara berkomunikasi dengan anak?
Menurut Margot Machol Bisnow, seorang penulis sekaligus pakar pengasuhan anak asal Amerika Serikat, komunikasi orang tua dan anak memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak.
4 Kata Larangan
Berdasarkan wawancaranya dengan 70 orang tua yang anaknya telah sukses, ia merangkum beberapa kalimat yang perlu dihindari karena berpotensi merusak perkembangan mental dan karakter anak di masa depan
Berikut empat kalimat yang sebaiknya tidak kita ucapkan pada anak:
1. Tidak boleh main sampai nilai meningkat
Banyak orang tua yang berpikir bahwa prestasi akademis itu segalanya. Maka tidak sedikit yang melarang anak bermain sampai mereka menunjukkan peningkatan nilai. Namun tahukah Anda bahwa bermain memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak?
Lewat bermain anak belajar bersosialisasi, mengambil keputusan, membuat aturan, dan menyelesaikan konflik. Menjadikan bermain sebagai hadiah hanya jika anak berprestasi justru bisa menghambat kemampuan mereka dalam membangun keterampilan sosial dan emosional.
Biarkan anak bermain, karena bermain bukanlah lawan dari belajar, melainkan bagian dari proses belajar itu sendiri
2. Akan diberi uang jika dapat nilai bagus
Memotivasi anak untuk berprestasi dengan iming-iming hadiah seperti uang atau barang kesukaan memang terdengar efektif, tapi ini jebakan jangka panjang. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang hanya termotivasi oleh penghargaan eksternal (ekstrinsik) dan kehilangan minat untuk berkembang dari dalam dirinya (motivasi intrinsik)
Daripada menjadikan nilai sebagai syarat mendapatkan hadiah, orang tua sebaiknya memberikan apresiasi atas usaha yang dilakukan anak, apa pun hasilnya. Hal ini akan membantu anak untuk fokus pada proses, bukan hanya hasil. Dengan begitu, mereka belajar bahwa kerja keras dan ketekunan adalah kunci utama kesuksesan
3. Ayah/Ibu tidak percaya kamu, PR-mu harus dicek oleh kami
Kepercayaan yakni salah satu hadiah terbesar yang bisa diberikan orang tua kepada anak. Ketika orang tua terus-menerus memeriksa dan memperbaiki pekerjaan anak, pesan yang tersampaikan yaitu Kamu tidak mampu melakukannya sendiri.
Kisah inspiratif datang dari John Arrow, pendiri Mutual Mobile. Saat masih di sekolah, ia pernah membuat kesalahan besar dalam sebuah surat kabar sekolah. Alih-alih dimarahi, orang tua John mendukungnya untuk belajar dari kesalahan itu. Dukungan orang tua saya membuat saya semakin ingin membuktikan bahwa mereka tidak salah mempercayai saya, ungkapnya
Dari sini, kita belajar bahwa memberikan ruang bagi anak untuk belajar dari kesalahan dan mendukung mereka dalam prosesnya adalah cara terbaik untuk membangun kepercayaan diri mereka
4. Tambahan uang saku agar bisa beli apa pun yang kamu mau
Mudahnya anak mendapatkan segala yang diinginkan tanpa usaha justru bisa merugikan mereka di masa depan. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang malas, tidak disiplin, dan sulit memahami pentingnya tanggung jawab
Daripada memanjakan anak dengan uang atau barang, ajarkan mereka untuk menghargai proses dan usaha. Misalnya ajak anak menabung untuk sesuatu yang mereka inginkan. Dengan begitu, mereka belajar pentingnya perencanaan, kesabaran, dan tanggung jawab
Kesimpulan
Sebagai orang tua kita memang tidak sempurna. Namun kita selalu bisa belajar untuk menjadi lebih baik demi masa depan anak. Komunikasi yang penuh kasih sayang, kepercayaan, dan apresiasi terhadap usaha anak menjadi kunci untuk membentuk generasi yang tangguh dan mandiri
Ingat, apa yang kita ucapkan kepada anak hari ini bisa menjadi bekal yang mereka bawa sepanjang hidup. Jadi mari pilih kata-kata kita dengan bijak!
(slawiayu/roy)Desa : Slawi Kulon, Kecamatan : Slawi, Kab. Tegal