Rumah Dibuat Tol, Idin Tinggal Di Gubung Pinggir Jalan

Sebagian besar orang akan memperoleh uang yang nominalnya lumayan ketika rumahnya digusur untuk pembuatan jalan tol, tapi berbeda dengan Idin asal Desa Pekiringan Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.

Idin yang berumur 76 tahun hidup sebatang kara, sebenarnya dia mempunyai 9 orang anak yang hidup di perantauan. Tapi anaknya tidak pernah ada yang mencarinya. Idin sekarang tinggal di gubug pas samping jalan raya, sebelah selatan gerbang Desa Harjosari Kidul.

"Awalnya saya bekerja menjadi buruh tahu di jakarta, tapi setelah mendengar ada penggusuran rumah untuk dibuat jalan tol. Saya berinisiatif untuk pulang pada sekitar tahun 2013 ke desa," kata Idin.

Menurutnya setelah kembali ke desa, rumahnya sudah berubah menjadi jalan tol. Tapi dia tidak menerima uang sepeserpun karena rumahnya dijual oleh anaknya."Anak saya kok tega, menjual rumah dan menelantarkan saya," ujarnya.

"Setelah mencoba mengadu ke pihak pemerintah desa, mereka tidak mau tahu karena sudah ada surat tanah dan tanda tangannya. Tanah pun sudah terjual," kata Idin.

Kepala Desa, Suherdi menjelaskan bahwa dia tidak punya rumah yang kemudian dijadikan jalan tol. "Rumahnya sudah dijual sudah lama tapi bukan untuk pembebasan lahan jalan tol," terangnya sambil mempersiapkan rapat koordinasi dengan pihak kecamatan.

"Idin pernah mengikuti kegiatan yang dibiayai agama kristen, sehingga ibunya tidak mengakui keberadaannya. Tapi dia aslinya baik," kata Suherdi.

(slawiayu/siswandi)

FBS Indonesia